Kerjasama Penanganan Sampah – Dalam upaya mengatasi masalah pengelolaan sampah yang kian mendesak, Pemerintah Kota Tangsel mengumumkan bahwa sambil menunggu penyelesaian proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik, sampah dari kota ini akan dialihkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol, Pandeglang. Keputusan ini diambil sebagai langkah sementara demi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengungkapkan hal ini setelah penandatanganan kerjasama penanganan sampah yang diadakan baru-baru ini. Dengan kondisi TPA Cipeucang yang saat ini sudah overload, Kota Tangsel tak memiliki pilihan lain selain bekerja sama dengan Pemkab Pandeglang untuk sementara waktu. Kerjasama ini diharapkan akan berlangsung selama empat tahun sambil menunggu tahap akhir dari proyek pengolahan sampah.
Fakta Tentang Kerjasama Pengelolaan Sampah
Penandatanganan kerjasama ini berlangsung di Ruang Anggrek, Puspemkot Tangsel, pada Jumat (25/07/2025) dan dihadiri oleh Wakil Bupati Pandeglang, Ling Andri Supriadi. Proses kerjasama ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menangani isu sampah yang kian memburuk. Diskusi mengenai kerjasama ini telah berlangsung cukup lama, melibatkan berbagai pihak, termasuk DPRD setempat.
Pilar menjelaskan, dukungan dari legislatif serta masyarakat menjadi faktor kunci dalam merealisasikan kerjasama ini. Rincian kontrak telah disepakati dan kini tinggal menunggu langkah-langkah selanjutnya, seperti penganggaran dan proses lelang untuk transportasi. Dengan pengangkutan target 500 ton per hari ke TPA Bangkonol, diharapkan permasalahan sampah di Tangsel bisa teratasi sembari menunggu rampungnya proyek jangka panjang.
Strategi Efektif Dalam Mengelola Sampah
Kerjasama ini pun menjadi contoh bagaimana dua daerah dapat bersinergi untuk mengatasi masalah yang sama. Pilar menambahkan, kerjasama ini mendapat lampu hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup yang menilai bahwa TPA Bangkonol memiliki kapasitas untuk mengelola sampah dengan baik. Berbeda dengan TPA Cipeucang, situasi di mana ketidakcukupan ruang untuk menampung sampah menjadi tantangan serius.
Wakil Bupati Pandeglang, Iing Andri Supriadi, juga menegaskan bahwa masyarakat di wilayahnya mendukung adanya kerja sama ini. Ia meyakini bahwa rute pengangkutan tidak akan mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat, karena truk pengangkut tidak banyak melewati pemukiman. Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mendukung proyek ini tidak dapat diabaikan. Selain itu, evaluasi dan komunikasi yang baik antara kedua pihak akan menjadi kunci keberhasilan kerjasama ini.
Dengan langkah ini, diharapkan kedua daerah dapat mencapai solusi berkelanjutan yang tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan. Penanganan yang efektif dan responsif terhadap isu lingkungan seperti ini adalah bagian penting dari upaya membangun masa depan yang lebih bersih dan sehat. Kerjasama ini diharapkan akan menjadi model yang dapat diadopsi oleh daerah lain dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah secara efektif.