INFO GEMPA BUMI – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu, 17 Agustus 2025. Kejadian ini tidak hanya mengagetkan warga, tetapi juga menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan infrastruktur di wilayah tersebut.
Setelah kejadian tersebut, laporan hari Senin, 18 Agustus 2025, menunjukkan bahwa satu orang meninggal dunia sebagai akibat dari gempa. Korban yang dilaporkan meninggal adalah seorang pasien yang kritis akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Gereja Elim Masani, Desa Masani. Kejadian tersebut terjadi saat ibadah pagi berlangsung, di mana sejumlah jemaat berada di dalam gereja yang masih dalam tahap konstruksi.
Dampak Gempa Terhadap Masyarakat dan Fasilitas
Selain korban jiwa, gempa ini juga menyebabkan kerusakan material yang signifikan. Dari data yang diperoleh, sebanyak 32 orang mengalami luka-luka. Di antara mereka, 16 orang dirujuk ke RSUD Poso, termasuk dua orang dalam kondisi kritis, dan enam orang dirawat di Puskesmas Tokorondo, sementara sepuluh lainnya mengalami luka ringan. Jumlah ini menunjukkan bagaimana dampak gempa bukan hanya soal kerusakan fisik, tetapi juga tentang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang terdampak.
Kerusakan bangunan terdata cukup berat, meliputi empat unit rumah rusak berat dan 33 unit rumah rusak ringan. Selain itu, satu gedung SDN 1 Tangkura juga mengalami kerusakan, demikian pula dengan beberapa fasilitas ibadah seperti Gereja Jemaat Elim Desa Masani, Gereja Gloria, dan GPDL Mahnaim. Insiden ini menimbulkan pertanyaan mengenai kesiapsiagaan bangunan dan infrastruktur dalam menghadapi bencana.
Respon dan Penanganan Darurat Pasca-Bencana
BPBD Kabupaten Poso bersama aparat terkait tengah melakukan pendataan dan assessment di desa-desa yang terdampak, termasuk Desa Masani, Tokorondo, Towu, dan beberapa desa lain. Tindakan cepat ini penting untuk mengidentifikasi jumlah korban dan kerusakan yang terjadi agar langkah penanganan lebih efektif.
Sesuai instruksi dari Kepala BNPB, pemerintah melakukan rapat koordinasi penanganan darurat bencana. Rapat yang diadakan secara digital ini dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB dan dihadiri oleh pihak-pihak terkait, termasuk Bupati Poso dan jajaran forkopimda. Mereka berdiskusi mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk merespons situasi darurat ini.
Tim Reaksi Cepat BNPB juga segera dikerahkan ke lokasi bencana untuk melakukan penanganan darurat. Dalam tahap awal, rencananya akan ada pengiriman bantuan berupa makanan siap saji, tenda pengungsi, dan berbagai kebutuhan dasar seperti Hygiene kit, selimut, dan matras. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat yang terkena dampak.
Kejadian gempa ini mengingatkan kita akan pentingnya persiapan menghadapi bencana. Masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait diharapkan dapat bekerja sama untuk meningkatkan ketahanan bencana di wilayah tersebut sehingga kejadian serupa dapat diminimalisir di masa depan.