Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menjadi perhatian publik setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status kewaspadaan menjadi Level IV – Awas pada 17 Juni 2025. Kejadian ini menandakan potensi bahaya yang serius, khususnya bagi masyarakat sekitar yang tinggal di wilayah rawan bencana.
Berdasarkan rekomendasi PVMBG, masyarakat di sekitar gunung diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama saat hujan deras, risiko banjir lahar dan bahaya lainnya semakin meningkat. Hal ini sangat relevan bagi warga yang tinggal di daerah sekitar hulu sungai yang berhulu di puncak gunung.
Pentingnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Vulkanik
Status peringatan yang lebih tinggi ini membawa pesan yang jelas: masyarakat harus lebih siap dan waspada. Data dari PVMBG menunjukkan bahwa gunung ini merupakan salah satu dari sekian banyak gunung aktif di Indonesia, yang berpotensi menghasilkan erupsi dan dampak kebencanaan. Oleh karena itu, informasi yang akurat dan faktor kewaspadaan perlu dipahami dan diperhatikan dengan baik.
Beberapa laporan lapangan menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Tim di lapangan melaporkan bahwa situasi di sekitar gunung tetap tidak mudah dijangkau karena kondisi gelap, serta adanya hujan abu dan kerikil. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim reaksi cepat dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat.
Langkah-langkah Mitigasi yang Dapat Diterapkan
Terkait dengan strategi mitigasi bencana, masyarakat dapat melakukan serangkaian langkah untuk melindungi diri dan keluarga. Penyuluhan tentang potensi bahaya dari erupsi perlu diperkuat. Masyarakat juga harus diajarkan mengenai cara evacuasi yang cepat dan aman jika keadaan mendesak terjadi. Sosialisasi kepada masyarakat tentang zona aman juga penting untuk menghindari risiko lebih lanjut.
Terlebih lagi, data terakhir menunjukkan bahwa tremor dan gempa vulkanik masih terdeteksi, memperlihatkan aktivitas di dalam perut bumi. Oleh karena itu, koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat penting untuk menyebarluaskan informasi terkini kepada warga. Selain itu, tindakan segera yang diambil oleh BPBD sebagai lembaga penanggulangan bencana harus diperkuat dengan langkah-langkah pencegahan yang lebih terintegrasi.
Dengan kesadaran akan risiko yang ada, disertai dengan pengetahuan dan kesiapsiagaan, diharapkan masyarakat bisa lebih resilien menghadapi potensi bencana yang dapat mengancam nyawa dan harta benda. Warga diminta untuk tetap berpegang pada instruksi dari pihak berwenang dan tidak panik dalam menghadapi situasi yang terjadi.
Akhir kata, keganasan alam tidak bisa diprediksi sepenuhnya, namun dengan tindakan pencegahan dan keterlibatan aktif masyarakat, risiko dampak buruk akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dapat diminimalisir. Penanganan yang cepat dan tepat menjadi kunci untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar gunung ini.