Program Makan Bergizi Gratis – Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, bersama Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Maman Abdurrahman, melakukan pengecekan kemitraan rantai pasok klaster pangan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pamulang, Tangsel, pada Selasa (29/07/2025).
Kunjungan ini melibatkan peninjauan proses bisnis di CV. ST Jaya Mandiri, termasuk proses persortiran, pemotongan, dan pengemasan bahan baku MBG. Selain itu, dialog yang berlangsung dengan UMKM pemasok bahan baku menunjukkan keterlibatan serta penyerahan fasilitasi pembiayaan mikro bagi para pelaku usaha kecil tersebut.
Kebutuhan Dapur untuk Program Makan Bergizi Gratis
Wali Kota Tangsel mengungkapkan bahwa saat ini, kebutuhan dapur untuk mendukung program MBG sangat mendesak. Saat ini, hanya terdapat 14 dapur yang melayani 157 sekolah dasar (SD) dan 24 sekolah menengah pertama (SMP) negeri dan swasta.
“Dari data yang kami hitung, sebenarnya dibutuhkan sebanyak 71 dapur agar semua siswa bisa mendapatkan makanan bergizi gratis,” ungkap Benyamin. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kota Tangsel untuk terus mendirikan dapur baru guna memenuhi kebutuhan akan program ini.
Hingga saat ini, sebanyak hampir 50 ribu siswa sudah tercover untuk mendapatkan makanan bergizi gratis. Ini menunjukkan upaya nyata dari pemerintah dalam meningkatkan status gizi anak-anak di kawasan Tangsel.
Perputaran Ekonomi dan Manfaat Program
Menteri Maman Abdurrahman menjelaskan pentingnya memastikan bahwa rantai pasok untuk MBG berjalan dengan baik. Kunjungan ke pemasok menjadi bagian dari langkah strategis untuk melihat dampak langsung dari program ini.
“Program ini bukan hanya untuk Pamulang Barat, tetapi telah memberikan manfaat luar biasa bagi anak-anak di seluruh Indonesia dengan mengimplementasikan sila kelima Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” ucap Maman. Hal ini menunjukkan bagaimana MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga pada perekonomian.
Momen ini semakin terasa ketika Maman bertanya kepada Seno, salah satu pelaku usaha pemasok untuk kebutuhan MBG. Seno mengaku bahwa sebelum adanya program ini, dirinya hanya menyuplai untuk kebutuhan rumah makan Padang dengan kapasitas 1 ton. Namun, setelah program berjalan, kapasitas yang dia pasok meningkat lebih dari dua kali lipat.
Program ini tidak hanya membantu kebutuhan gizi anak, tetapi juga menciptakan peluang kerja baru, dengan memberdayakan masyarakat sekitar dalam proses penyuplai bahan baku. “Kita harus memberikan aplaus untuk pemimpin kita. Ini bukti bahwa MBG bukan hanya sekadar memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga membangun ekonomi di level masyarakat,” tutup Maman.