Polemik mengenai pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Tangsel memicu aksi demonstrasi yang meluas di kalangan warga. Dengan kekecewaan yang mendalam terhadap hasil SPMB 2025, masyarakat merasa harus bersuara agar aspirasi dan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka diperhatikan.
Ketidakpuasan tersebut mencuat ketika banyak anak dari warga sekitar tidak diterima di sekolah-sekolah favorit, meskipun mereka memenuhi syarat secara akademik. Mengapa hal ini terjadi? Mari kita telusuri lebih dalam.
Tuntutan Warga untuk Akses Pendidikan
Dalam aksi yang terjadi, warga menginginkan agar anak-anak mereka yang tinggal dekat dengan sekolah-sekolah tertentu mendapatkan prioritas. Contohnya, di SMAN 3 Tangsel, warga Benda Baru Pamulang melaksanakan demonstrasi pada Rabu, 2 Juli 2025, dengan menggelar unjuk rasa di depan sekolah tersebut.
Ketua RW 015, Mujianto, mengungkapkan bahwa dari 64 anak yang mendaftar, hanya 16 yang diterima. Situasi ini sangat disayangkan mengingat jarak rumah ke sekolah yang terbilang dekat dan nilai akademis anak-anak yang cukup baik.
Menurut Mujianto, aksi tersebut bukanlah tanpa alasan. Selain letaknya yang berada di atas lahan fasilitas sosial, saat pembangunan SMAN 3, ada perjanjian dengan warga untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak sekitar untuk bersekolah di institusi tersebut. Ini mendesak mereka untuk berjuang demi keadilan pendidikan.
Mengapa Aksi Protes Meluas?
Setelah protes di SMAN 3 Tangsel, sejumlah sekolah lainnya juga mengalami nasib serupa. Pada Kamis, 3 Juli 2025, warga Pamulang Permai turut melaksanakan unjuk rasa di SMPN 4 dan SMAN 6 Tangsel. Tuntutan mereka sama, yaitu agar anak-anak yang tinggal dekat dengan sekolah diberi kesempatan untuk diterima.
Salah seorang warga, Suhendar, dengan tegas menyatakan, “Kami sudah menyampaikan hal ini kepada pihak sekolah, tetapi belum ada respon yang memadai.” Penutupan akses jalan menuju sekolah sebagai bentuk protes dilakukan hingga ada kejelasan dari pihak sekolah.
Hari berikutnya, pada Jumat, 4 Juli 2025, situasi semakin memanas di SMAN 10 Tangsel yang juga mengalami aksi demonstrasi. Warga berusaha memperjuangkan hak anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak di sekolah tersebut.
Secara keseluruhan, aksi demonstrasi ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan bagi masyarakat. Aspirasi mereka untuk memperoleh akses pendidikan yang adil mencerminkan harapan dan impian warga terhadap masa depan anak-anak mereka.