Berita Terkini – Sebuah insiden tragis terjadi di Selat Bali ketika sebuah Kapal Motor Penyeberangan (KMP) mengalami kecelakaan, mengakibatkan tenggelamnya kapal tersebut pada Rabu malam, dengan 53 orang berada di dalamnya.
Insiden tersebut terjadi ketika KMP Tunu Pratama Jaya sedang dalam perjalanan dari pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk pada pukul 22.56 WIB. Sekitar pukul 00.16 WITA, kru kapal mengeluarkan sinyal darurat karena mengalami pemadaman listrik, yang diikuti oleh kebocoran di ruang mesin kapal.
Kronologi Kejadian yang Menyedihkan
Kronologi kejadian menunjukkan bahwa kapal ini tidak lama setelah berlayar mengalami kesulitan. Melalui laporan dari operator penyeberangan, dikatakan bahwa kapal mengalami kebocoran dan terbalik. Kebocoran ini menjadi titik awal dari insiden yang membawa duka bagi banyak pihak.
Menurut keterangan Kasi Keselamatan Berlayar, kondisi cuaca bisa menjadi salah satu faktor penyebab kapal tenggelam. Dengan ombak yang dilaporkan cukup tinggi, sekitar 1.7 hingga 2.5 meter, kapal tampaknya tidak mampu bertahan. Saat ini, usaha pencarian kapal dan penumpang yang hilang masih berlangsung, memberikan harapan meskipun situasinya sangat sulit.
Data Korban dan Proses Evakuasi
Dari data sementara yang diterima, sebanyak 29 orang berhasil diselamatkan, sementara empat orang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut. Otoritas pencarian mengungkapkan bahwa dua di antara yang selamat adalah kru kapal, sedangkan 27 lainnya merupakan penumpang.
Tragisnya, di antara korban yang meninggal, terdapat seorang petugas kantin kapal. Hal ini menambah kesedihan bagi keluarga dan komunitas yang terdampak. Dengan begitu banyak kerugian, situasi ini menggambarkan pentingnya keselamatan dalam perjalanan laut, meskipun telah ada banyak regulasi yang mengatur keselamatan berlayar.
Reaksi Keluarga Korban
Keluarga dari korban segera berdatangan ke pos pencarian untuk menunggu informasi lebih lanjut tentang nasib orang yang mereka cintai. Emosi yang dirasakan tergambar jelas di wajah mereka, terutama bagi yang mendengar kabar buruk dan yang merasakan lega saat mendapat informasi bahwa anggota keluarga mereka selamat. Penumpang yang selamat, seperti Ibnu Farid, memberikan harapan di tengah kesedihan ini.
Operasi penyelamatan ditangani oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, seperti nelayan yang sigap beraksi di Pantai Banjar Pabuahan. Keberanian dan kepedulian satu sama lain dalam situasi bahaya ini menjadi contoh nyata solidaritas manusia.