Polisi Thailand tengah menjalankan investigasi besar-besaran terhadap ratusan kuil di seluruh negeri untuk melacak keberadaan 181 biksu yang diduga terlibat dalam aktivitas kriminal. Langkah ini diambil menyusul laporan dan tuduhan mengenai berbagai kejahatan serius yang dilakukan oleh individu-individu yang seharusnya memimpin kehidupan spiritual.
Pada awal Agustus 2023, Badan Investigasi Pusat Thailand meluncurkan operasi untuk menggeledah sebanyak 200 kuil. Operasi ini bertujuan untuk menangkap mereka yang diduga terlibat dalam kasus korupsi, pencucian uang, perdagangan narkoba, serta pelanggaran hukum lainnya. Ini memicu pertanyaan besar tentang integritas dan keamanan di dalam komunitas keagamaan yang selama ini dipercaya masyarakat.
Penyelidikan Terhadap Biksu-Biksu yang Terlibat Kejahatan
Penyelidikan ini menemukan bahwa dari 181 biksu yang dicari, terdapat 154 biksu, satu kepala biara, dan 27 individu lainnya yang telah kembali ke kehidupan sekuler namun masih bersembunyi di kuil. Kepolisian Thailand hingga kini belum mengungkapkan jumlah pasti tersangka yang telah ditangkap.
Salah satu kasus yang mencuat adalah penangkapan Biksu Surat Lungtia, 45 tahun, yang bertugas di kuil Wat Wan Boon di Provinsi Pathum Thani. Dia dituduh terlibat dalam pencucian uang untuk geng narkoba dan ditangkap saat sedang mengemis. Penangkapan ini menjadi sorotan, karena Biksu Surat merupakan bagian dari komunitas etnis minoritas yang telah menjalani hidup sebagai biksu selama sekitar sepuluh tahun.
Strategi Penanganan Masalah Kriminal dalam Komunitas Biksu
Penyidik menemukan adanya dugaan bahwa geng-geng narkoba telah memanfaatkan rekening bank milik biksu untuk memfasilitasi transaksi ilegal. Biksu Surat membantah semua tuduhan dengan menyatakan bahwa rekening tersebut dipinjamkan kepada pihak lain tanpa sepengetahuannya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang pengawasan yang lemah dan potensi penyalahgunaan di dalam sistem keagamaan.
Thailand kini tengah meningkatkan perhatian terhadap masalah ini dengan melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap 300.000 biksu. Langkah ini diharapkan dapat menyaring individu-individu yang terlibat dalam pelanggaran atau tindakan yang merugikan nama baik agama. Selain itu, penyidik juga membuka pusat khusus untuk menerima pengaduan tentang pelanggaran yang dilakukan oleh para pendeta.
Langkah ini merupakan respons terhadap sejumlah skandal besar yang melibatkan banyak biksu di berbagai kouta, yang pada gilirannya memicu keresahan di masyarakat. Dengan demikian, tindakan tegas diambil untuk memberikan kejelasan dan kepercayaan kembali kepada publik tentang integritas para pemimpin spiritual.